Selasa, 20 Desember 2011

Pemeliharaan dan Pemanfaatan Material Jalan

Dalam pembangunan infrastruktur jalan maupun jembatan sangat diperlukan pemeliharaan dan peningkatan. Maka dari itu diperlukan pemanfaatan material dengan baik, sementara dinegeri ini  tersedia sumber material cukup besar namun belum  termanfaatkan secara maksimal, misalnya aspal buton atau yang sering disebut asbuton yakni hasil tambang alam aspal batuan yang berasal dari Pulau Buton provinsi Sulawesi Tenggara.
Selain itu kini juga dikenal pemanfaatan teknologi recycling sebagai salah satu contoh sumber material yang merupakan teknologi manfaat material limbah / daur ulang untuk memperkuat struktur jalan. Prosesnya dimulai dengan campuran material dingin dan tergantung dengan sistem yang dipakai dalam pelaksanaan, misalnya pada saat surface, place recycling atau pada saat asphalt mixing. Tentunya metode tersebut sudah dipakai di berbagai kota di Indonesia.
Untuk jalan dengan lalu lintas padat sering  digunakan perkerasan beton yang biasanya dilakukan dengan cor setempat. Namun kini pun sudah dikembangkan pembuatan beton cetak di luar lapangan / precast concrete yang berbentuk panel deck. Setelah kuat tekan mencapai 80 % / minimal beton berumur 7 hari barulah dikirim ke lapangan untuk dilakukan stressing / pengikatan. 

Gambar diambil dari website : http://www.santomic.com/concrete-pre-cast/
Setelah stressing dilakukan penutupan lubang tendon dengan campuran semen mutu tinggi. Selanjutnya dilakukan penggabungan dengan dowel dan pengecoran. Setelah berumur 24 jam, lalu lintas sudah siap untuk dilewati.
Namun demi kelancaran dan keindahan lalu lintas, tidak hanya struktur yang perlu diperhatikan, persimpangan, rel kereta api, pembangunan flyover dan lain-lain juga perlu diperhatikan. Hadirnya taman-taman sebagai nafas kota juga diperlukan serta perletakkan traffic yang diatur dengan baik.
Namun ada hal yang perlu disadari bahwa penyebab dari kegagalan pelaksanaan konstruksi jalan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ketidak-sengajaan dan faktor kesengajaan. Faktor ketidak-sengajaan meliputi kegagalan konstruksi jalan akibat terbatasnya wawasan yang dimiliki oleh para perencana dan pelaksana serta terbatasnya pengetahuan dasar tentang teknik perkerasan jalan yang dimiliki oleh para kontraktor. Disamping itu, kurangnya peranan laboratorium didalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Banyak pelaksanaan pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi sehingga banyak pekerjaan yang diselesaikan dengan mutu yang tidak memenuhi standar sudah rusak sebelum umur rencananya tercapai.
Maka dari itu, pekerjaan pemeliharaan merupakan faktor yang penting untuk menjaga agar tingkat pelayanan jalan dapat dipertahankan sesuai umur rencananya. Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara konsisten terus menerus sesuai dengan masa pelayanan jalan akan dapat mengurangi kebutuhan untuk dilaksanakannya pekerjaan berat. Pekerjaan pemeliharaan merupakan prioritas utama dalam perawatan jalan.

1 komentar:

  1. benar... yg krg trlht slm ini adlh prwtan infrstrktur hnya dgnkan sja.

    BalasHapus

mohon komentar yang bermanfaat ya. Trims :)